Dalam kaitan dengan kegiatan belajar mengajar atau pelatihan, menjelaskan berarti mengorganisasikan materi pelajaran dalam tata urutan yang terencana secara sistematis, sehingga dengan mudah dipahami oleh siswa. Keterampilan menjelaskan sangat penting bagi guru karena sebagian besar percakapan guru yang mempunyai pengaruh terhadap pemahaman siswa adalah berupa penjelasan. Penguasaan keterampilan menjelaskan yang didemonstrasikan guru akan memungkinkan siswa memiliki pemahaman yang mantap tentang masalah yang dijelaskan, serta meningkatnya keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Kegiatan menjelaskan bertujuan untuk:
1. Membimbing siswa untuk memahami konsep, hukum, prinsip, atau prosedur.
2. Membimbing siswa untuk menjawab pertanyaan “mengapa” secara bernalar.
3. Melibatkan siswa menghayati berbagai proses penalaran.
4. Mendapatkan balikan mengenai pemahaman siswa.
5. Menolong siswa menghayati berbagai proses penalaran.
Keterampilan menjelaskan terdiri atas dua komponen sebagai berikut:
1. Perencanaan
a. Isi pesan yang akan disampaikan
Yang berhubungan dengan isi pesan (materi standar):
· Tentukan garis besar materi yang akan dijelaskan
· Susunlah garis besar materi tersebut secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami peserta didik
· Siapkan alat peraga untuk memberikan contoh(ilustrasi) yang sesuai dengan garis besar materi yang akan dijelaskan.
b. Peserta didik
Memberikan suatu penjelasan harus dipertimbangan siapa yang akan menerima penjelasan tersebut, bagaimana kemampuannya, dan pengetahuan dasar apa yang telah dimilikinya. Ketika merencanakan penjelasan harus sudah terbayang kondisi penerima pesan, karena penjelasan berkaitan erat dengan usia, jenis kelamin, kemampuan, latar belakang social, dan lingkungan belajar.
2. Penyajian
Komponen ini mencakup hal-hal:
a. Kejelasan, yaitu keterampilan yang erat kaitannya dengan penggunaan bahasa lisan. menyampaikan penjelasan dengan bahasa yang jelas; enak didengar; tidak terlalu keras dan tidak terlalu pelan tapi dapat didengar oleh seluruh peserta didik, berbicara dengan lancar, hindarkan kata-kata yang tidak perlu, seperti “eu”, “mm”, “ya ya ya”, “ya toh”, mendefinisikan istilah-istilah teknis, dan berhenti sejenak untuk melihat respon siswa.
c. Penggunaan contoh dan ilustrasi, yang bisa dilakukan dengan pola induktif atau deduktif.Dua pola tersebut memiliki efektivitas tinggi dalam menghubungkan contoh dan dalil. Pola induktif yaitu diberikan contoh terlebih dahulu kemudian ditarik kesimpulan umum atau dalil ( rumus ). Pola deduktif yaitu hukum, rumus atau generalisasi dikemukakan terlebih dahulu, kemudian diberikan contoh-contoh secara rinci untuk memperjelas hukum, rumus atau generalisasi yang telah dikemukakan. Pola yang digunakan bergantung pada materi pembelajaran, kemampuan, usia, dan latar belakang kemampuan peserta didik tentang pembelajaran tersebut.
Dalam penggunaan dalil dan contoh ini, ada kata-kata khusus yang biasa digunakan sebagai kata-kata penghubung dan ungkapan-ungkapan khusus. Untuk mengaitkan ide utama dan yang kurang penting digunakan kata-kata: jika…maka, walaupun begitu, sehingga, sementara itu, dalam pada itu, juga, karena, sebab, dan sebagainya. Untuk menghubungkan ide-ide yang sama pentingnya, digunakan kata-kata seperti sementara itu, dalam pada itu, juga, selanjutnya, hanya, oleh karena itu, jadi, atau akibatnya. Dengan istilah-istilah tersebut, guru tidak hanya memperjelas penyajian, tetapi sekaligus menekankan keterkaitan atau menunjukkan hubungan.
d. Pemberian tekanan yang dapat dilakukan dengan berbagai variasi gaya mengajar, dan membuat struktur sajian yaitu memberikan informasi yang memberikan arah atau tujuan utama sajian. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara:
· Memberikan ikhtisar dan pengulangan
· Menguraikan atau mengatakan dengan kalimat lain tentang jawaban yang diberikan peserta didik.
· Memberikan tanda atau isyarat lisan seperti pertama,kedua,dan sebagainya.
e. Balikan, yang bertujuan untuk mendapat informasi tentang tingkat pemahaman siswa, baik melalui pertanyaan mapun melalui tugas.
Pada waktu memberikan penjelasan, hendaknya guru memperhatikan gerak-gerik dan mimic peserta didik, apakah penjelasan yang diberikan dapat dipahami atau meragukan, menyenangkan atau membosankan, dan apakah menarik perhatian atau tidak. Untuk kepentingan tersebut, perhatikanlah mereka selama penjelasan, ajukan pertanyaan-pertanyaan dan berilah kesempatan untuk mengajukan pertanyaan.
Berdasarkan balikan tersebut, guru perlu menyesuaikan penyajian pembelajaran.misalnya mengurangi kecepatan bicara, menambah contoh atau ilustrasi, mengadakan variasi dengan teknik-teknik yang lain untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran.
Prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan penjelasan
- Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, ataupun akhir pelajaran sesuai dengan keperluan.
- Penjelasan harus menarik perhatian peserta didik dan sesuai dengan materi standard dan kompetensi dasar.
- Penjelasan dapat diberikan untuk menjawab pertanyaan peserta didik atau menjelaskan materi standar yang sudah direncanakan untuk membentuk kompetensi dasar dan mencapai tujuan pembelajaran.
- Materi yang dijelaskan harus sesuai dengan kompetensi dasar dan bermakna bagi peserta didik.
- Penjelasan yang diberikan harus sesuai dengan latar belakang dan tingkat kemampuan peserta didik.
Berikut ada beberapa contoh penyampaian penjelasan:
1.guru harus menjelaskan bagaiman rumus ini didapatkan. Jika siswa memahami proses ini, mereka tidak perlu menghafal rumus di luar kepala. Mereka bahkan bisa membuat rumus sendiri kapanpun mereka membutuhkannya. Inilah yang dimaksud dengan “memahami”.
2.ketika seorang siswa melakukan kesalahan dalam presentasi, kita harus menunjukkan kesalahan itu dan menjelaskan mengapa hal itu salah di depan seluruh siswa. Ini adalah cara yang paling efektif untuk memeperbaiki beberapa kesalahpahaman umum yang dimiliki siswa.
3.guru memberikan penjelasan lisan tambahan kepada siswa sebelum mengerjakan lembar kerja siswa yang telah dipersiapkan oleh guru dengan beberapa petunjuk tertulis didalamnya.
-marthayunanda-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar