Teori Teori tentang Kebiasaan Belajar

Teori Teori tentang Kebiasaan Belajar

Tindakan yang dilakukan berulang-ulang akan menimbulkan suatu kebiasaan. Alwi (2005:146) menyatakan bahwa kebiasaan adalah pola untuk melakukan tanggapan terhadap situasi tertentu yang dipelajari oleh seorang individu dan dilakukannya secara berulang-ulang untuk hal yang sama. Lebih lanjut Susilo (2006:54) menyatakan bahwa kebiasaan timbul karena kecendrungan respon yang berulang-ulang.

Menurut Djamarah dan Zain (2006:57) inti dari pada belajar adalah pengulangan. Hal ini dapat diartikan bahwa untuk mencapai suatu prestasi belajar, maka seorang siswa harus rajin mengulang pelajarannya. Dengan kata lain seorang pelajar yang ingin mencapai hasil belajar yang baik, harus membentuk suatu pola (kebiasaan) sehingga tingkah laku belajar itu efisien. Dalam hal ini Slameto (2003:82) menyatakan bahwa kebiasaan belajar akan mempengaruhi hasil belajar.
Kebiasaan belajar di rumah, pengaruhnya juga terbawa ke sekolah (Djamarah, 2006:2003). Menanamkan kebiasaan yang baik memang tidak mudah, namun memakan waktu yang lama. Tetapi sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan juga sulit untuk merubahnya. Berdasarkan pendapat Slameto (2003:82) dapat dinyatakan bahwa kebiasaan belajar yang baik itu meliputi: kebiasaan dalam mengikuti pelajaran, kebiasaan dalam membaca buku, kebiasaan dalam memantapkan materi pelajaran, kebiasaan dan kerajinan dalam mengerjakan tugas dan kebiasaan dalam menghadapi ujian.
Disiplin terhadap waktu yang sudah direncanakan untuk belajar merupakan langkah awal untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjana (1994:8) bahwa ornag yang memilki kebiasaan mulai belajar pada waktu yang direncanakan dan dapat belajar pada waktu yang ditentukan maka akan mendapat hasil belajar yang maksimal. Menurut Salameto (2003:82) “buatlah jadwal belajar sehari sebelumnya”. 

Adanya suatu rencana belajar dengan pembagian waktu, maka akan selalu cukup waktu untuk belajar. sebagaimana Suryosubroto (1997:100) menyatakan bahwa “makin lama siswa menggunakan waktu yang sungguh-sungguh untuk belajar, maka makin tinggi tingkat penguasaan terhadap materi yang dipelajari.

Menurut Paul B Diendrich dalam Sardiman (2007:101) disekolah siswa bukan hanya dituntut untuk mendengarkan dan mencatat namun juga aktif. Keaktifan dalam belajar dapat diwujudkan dalam bentuk bertanya,berdiskusi dan menaggapai permasalahan yang ada selama proses pembelajaran (Hasibuan,dkk, 2006:7). Mencatat materi pelajaran yang baik, bukanlah mencatat apa yang diucapkan oleh guru, tetapi mencatat materi tersebut harus berdasarkan pemahaman yang diterima atau berdasarkan bahasa sendiri. Seperti yang dinyatakan oleh Suparno (2001:112). 

Catatan merupakan ikhtisar tentang hal-hal yang essensial yang terdapat dalam bahan bacaan atau pemaparan lisan yang disimak yang mempunyai bentuk yang sederhana. Disamping itu mencatat materi pelajaran hendaklah pada  buku khusus dengan baik, rapi, lengkap dan teratur antara materi yang satu dengan yang lainnya (Slameto,2003:85)

Kebiasaan membaca buku
Membaca memiliki perana yang sangat besar dalam belajar. hamper sebagian besar sebagian aktivitas belajar adalah membaca. Agar dapat belajar dengan baik maka perlu pula membaca dengan baik/efisien. Menurut Zulfi (2008:16) cara membaca buku yang efisien dapat dilakukan dengan strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, and Review). 
Maksudnya seorang siswa yang mempelajari buku biologi, sebelum membaca hendaklah menyelidiki terlebih dahulu tujuan atau gambaran umum mengenai buku tersebut (Preview). Setelah mengetahui tujuan atau gambaran umum buku tersebut baru dipertanyakan tentang tujuan atau gambaran tadi (Question). Setelah dilakukan dua langkah di atas tadi barulah siswa mulai membaca uraian selanjutnya (Read). 
Setelah siswa membacanya  kemudian barulah direfleksikan dengan pengetahuan sebelumnya.  Setelah merefleksikan uraian yang telah dibaca, selanjutnya siswa mengungkapkan kembali pengertian tentang apa yang dipertanyakan sebelum membaca uraian buku tersebut. Dalam mengungkapkan ini hendaknya dengan bahasa sendiri(tidak terpaku pada teks buku). Pengertian-pengertian yang diperoleh, hendaknya diulang-ulangi kembali agar pemahaman pengetahuan tadi benar-benar mantap (Review). Metode membaca buku yang efisien ini perlu dikembangkan (dibiasakan) agar tujuan mempelajari biologi benar-benar tercapai.
Lebih lanjut Gie dalam Slameto (2003:84) kebiasaan-kebiasaan membaca yang baik adalah: memperhatikan kesehatan membaca, ada jadwal, membuat tanda-tanda/catatan-catatan, memanfaatkan perpustakaan, membaca sungguh-sungguh, dan membaca dengan konsentrasi penuh. Disamping mengetahui cara membaca yang baik, kesehatan membaca pun perlu diperhatikan. Menurut Slameto (2003:84) kesehatan membaca meliputi buku yang dibaca kelihatan jelas dengan sinar yang terang, jarak mata dengan buku kira-kira 25-30 cm dan membaca pada meja belajar.

     Kebiasaan memantapkan materi pelajaran
Memantapkan materi pelajaran sebaiknya dilakukan pada akhir jam pelajaran. Ini berarti tidak baik menunda-nunda waktu untuk membaca atau mengurangi pelajaran. Silberman (1996:247) menyatakan ” bila kita menyediakan waktu untuk apa yang telah kita pelajari, maka ada peluang untuk terjadinya pengingatan. 

 Kebiasaan mengerjakan tugas
Agar berhasil dalam belajar seorang siswa harus mengerjakan tugas dengan baik. Tugas ini dapat dikerjakan di rumah, di sekolah, dan di perpustakaan (Djamarah dan Zain, 2006:85). Agar dapat mengerjakan tugas dengan baik, maka hendaklah mengerjakan tugas dengan baik, maka hendaklah mengikuti petunjuk-petunjuk sebagaimana yang dinyatakan oleh Slameto (2003:88) yaitu:

1). Siapkan terlebih dahulu peralatan dan buku-buku yang diperlukan.
2). Tentukanlah berapa lam waktu yang dibutuhkan.
3). Bacalah petunjuk soal dengan baik.
4). Bacalah soal satu per satu dari nomor pertama sampai nomor terakhir.
5). Kerjakanlah dulu nomor yang dianggap paling mudah, yang agak mudah sampai    akhir.
6). Jika mengalami kesulitan dalam mengerjakannya lihatlah buku catatan/buku  pegangan/ringkasan.
7). Jika masih tidak dapat mengerjakannya, tanyalah kepada ayah/kakak, teman-teman atau kepada guru yang bersangkutan.
8). Sesudah semua soal dikerjakan, periksalah kembali semua nomor yang dikerjakan itu.
9).  Koreksilah jawaban itu dengan memakai kunci atau buku catatan/pegangan.
10). Betulkan jawaban yang salah.
11). Jika tugas itu dikumpulkan, salinlah di kertas yang baik dengan tulisan yang jelas dan rapi, jangan lupa menulis nama, kelas, mata pelajaran dan hari/ tanggal tugas itu dikumpulkan.
12). Jika tugas itu sudah dikembalikan, periksa dan betulkan jawaban yang salah.
13). Jika tugas itu tidak dikumpulkan, salinlah jawaban yang sudah betul untuk dipelajari lebih lanjut.
14). Jika menyalinnya kedalam kertas tersendiri, maka bendellah atau masukkan kedalam map.
15). Simpanlah tugas itu dengan baik.
Memperbaiki tugas-tugas yang salah, sangat besar pengaruhnya untuk meningkatkan pemahaman terhadap materi yang dipelajari. Nasution (2008:16) menyatakan bahwa kesalahan tersebut dapat didiskusikan dalam kelompok kecil yang terdiri atas dua-tiga orang, untuk saling membantu memahami kesalahan dan memperbaikinya. Disamping itu tugas kelompok akan berjalan dengan baik, bila setiap anggota kelompok mendapat bagian-bagian tugas dan kemudian mendiskusikannya dengan anggota kelompok lain (Underwood, 1995:109). Cara memperbaiki kesalahan tersebut bermacam-macam seperti menyuruh  membaca kembali bahan yang belum dikuasai, membaca bagian yang salah tersebut pada buku lain yang berbeda cara penyajiannya, mendiskusikan kesalahan tersebut dalam kelompok kecil yang terdiri atas dua-tiga orang untuk saling membatu memahami kesalahan dan memperbaikinya.
-marthayunanda-



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Back To Top